Cari Blog Ini

Kamis, 24 Februari 2011

animasi anak muslim

animasi lagu anak anak

animasi bermain


animasi bergerak

animasi naruto

lagu nostalgia


koespleous band

band

Profil Rangga Dewamoela S (Personil SMASH)

 Kata Kunci : Profil Rangga Dewamoela S (Personil SMASH). Sudah hampir 1 bulan ini nama SMASH melejit di dunia musik indonesia, dan banyak pula penggemar SMASH mencari info mengenai para personil mereka, kaliini kami akan membahas salah satu personil SMASH yaitu Rangga Dewamoela S,

Profil Rangga Dewamoela S (Personil SMASH)

Beberapa Fakta mengenai Rangga, yang mungkin belum banyak di publis:

* Rangga itu suka banget sama kucing, dia punya 2 kucing kesayangan jenis persia dan pekenose. namanya Tinkerbell dan bento.
  • Warna kesukaan rangga itu warna biru dan item
  • Rangga itu berdarah Sunda-PALEMBANG-Belanda
  • Kuliah di Kampus Katolik namun agamanya Islam
  • Paling ribet dan paling lama kalo make up
  • Paling korea abiiiiiss style-nya
  • Rangga pernah kasih kado ke Mytha “Mamamia” waktu mytha ulang tahun yang ke-15 dan kado rangga itu dikasih nama “GaMy”, GaMy adalah singkatan dari nama mereka berdua yaitu rangGA dan MYtha (chitralolypoly)

Kunci Gitar The Virgin Demi Nama Cinta (OST Pengantin Sunat)





 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Chord Guitar The Virgin

Chord Gitar dan Lirik Lagu The Virgin Demi Nama Cinta (OST Pengantin Sunat) :

Intro : Em C D# D

G                    Bm
Andai engkau tahu ku hanya ingin dirimu
    Am                 C          D#  D
Tak peduli yang lain menentang hatiku
G                      Bm
Jika kau sayang aku buktikanlah hatimu
 Am                 C             D# D
Agar aku tak ragu jalani bersamamu

Chorus :
G              Bm
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Am                C D#    D
Ku serahkan cintaku hanya untukmu
G              Bm
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Am                C D#     D
Ku serahkan cintaku hanya untukmu

G                  
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Bm
Ku serahkan cintaku hanyalah untukmu
Am
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
C           D#     D
Buktikanlah cinta putihmu

G                    Bm
Andai engkau tahu ku hanya ingin dirimu
    Am                  C          D# D
Tak peduli yang lain menentang hatiku
G                      Bm
Jika kau sayang aku buktikanlah hatimu
 Am                 C             D# D
Agar aku tak ragu jalani bersamamu

Chorus :
G              Bm
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Am                C D#    D
Ku serahkan cintaku hanya untukmu
G              Bm
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Am                C D#     D
Ku serahkan cintaku hanya untukmu

Solo : Em Bm Am C D#
          G D# G D# F

Chorus :
G              Bm
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Am                C D#    D
Ku serahkan cintaku hanya untukmu

G              Bm
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Am                C D#     D
Ku serahkan cintaku hanya untukmu
G              Bm
Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Am                C D#     D
Ku serahkan cintaku hanya untukmu

Demi nama cinta yang tumbuh di hatiku
Ku serahkan cintaku hanya untukmu

Bidada

Patung bidadari di Gua Longmen, kotaLuoyang, Cina.
Relief bidadari yang ditemukan di Angkor Wat,Kamboja.
Bidadari (Sanskerta: विध्यधरी ; vidhyadharī) atau Apsara (Sanskerta: अप्सरा; apsarāḥ) adalah makhluk berwujud manusia berjenis kelamin wanita yang tinggal di kahyangan atau surgadalam kepercayaan Hindu. Tugas dan fungsi mereka adalah menjadi penyampai pesan paradewa kepada manusia, sebagaimana para malaikat dalam kepercayaan Semit. Ada kalanya mereka diutus untuk menguji sejauh mana ketekunan seseorang (pria) dalam bertapa, dengan cara mencoba membangunkan para petapa dari tapa mereka. Para bidadari memanfaatkan kecantikan fisik mereka untuk menguji para petapa.

Daftar isi

 [tampilkan]

[sunting]Penampilan Jasmani

Dalam penampilan fisik, mereka memang dilukiskan sebagai sosok yang sangat cantik jelita dan sempurna tanpa cela. Tak jarang mereka diberikan kepada seseorang untuk diperistri sebagai hadiah atas jasa mereka melakukan sesuatu yang luar biasa demi kebaikan, misalnya dalam legenda Arjuna yang dijodohkan dengan bidadari Supraba setelah berhasil menumpasNiwatakawaca yang meneror para dewa dan manusia.

[sunting]Istilah bidadari

Kata "bidadari" dalam bahasa Indonesia dipengaruhi oleh bahasa Sanskerta, begitu pulabahasa Jawa dan Bali. Dalam tradisi Jawa, bidadari yang juga disebut hapsari, juga disebutwidodari, sedangkan dalam bahasa Bali, bidadari atau apsari dikenal dengan sebutan widyadariatau dedari. Istilah widodari dari Jawa dan widyadari / dedari dari Bali, berasal dari katavidhyadhari dalam bahasa Sanskerta. Vidhya berarti "pengetahuan", sedangkan dharya berarti "pemilik", "pemakai" atau "pembawa". Istilah Vidhyadhari tersebut kemudian dikenal sebagai "bidadari" dalam bahasa Indonesia modern.
Orang Sunda menyebut bidadari dengan nama Pohaci. Dalam agama Hindu dan Buddha, mereka lebih dikenal sebagai apsara.

[sunting]Bidadari dalam sastra kuno

Patung bidadari yang dibuat pada abad ke-10, dari Madhya Pradesh, India.

[sunting]Regweda

Dalam Regweda ada cerita tentang seorang bidadari yang merupakan istri seorang bidadara; namun, Regweda juga mengakui keberadaan bidadari yang jumlahnya lebih dari satu. Bidadari yang paling istimewa bernama Urwasi. Ada sebuah himne yang mengandung percakapan antara Urwasi dan kekasihnya yang tak kekal bernama Pururawa. Kemudian, banyak sastra Hindu yang menyatakan adanya banyak bidadari, yang bekerja sebagai dayang-dayang Indraatau sebagai penari di kahyangan.

[sunting]Mahabharata

Pada kisah-kisah yang terkandung dalam Mahabharata, bidadari muncul sebagai peran pembantu yang utama. Wiracarita tersebut mengandung beberapa daftar tentang bidadari terkemuka, namun tidak selalu sama. Ada sebuah daftar bidadari dalam Mahabharata, yang juga memberikan deskripsi bagaimana aksi penari kahyangan saat muncul ke hadapan penghuni dan tamu kahyangan:
Gretaci dan Menaka dan Ramba dan Purwaciti dan Swayampraba dan Urwasi dan Misrakesi dan Dandagori dan Warutini dan Gopali dan Sahajanya dan Kumbayoni dan Prajagara dan Citrasena dan Citraleka dan Saha dan Maduraswana, mereka dan ribuan bidadari lainnya, memiliki mata seperti daun teratai, yang pekerjaannya merayu hati seseorang yang bertapa dengan khusuk, menari di sana. Dan dengan memilikipinggang yang ramping, besar dan molek, mereka mulai melakukan berbagai gerakan, menggoyang buah dadanya yang mekar, dan mengedipkan mata ke sekelilingnya, dan melakukan atraksi menarik lainnya yang mampu mencuri hati dan membuai pikiran orang yang menontonnya.
Kitab Mahabharata juga menceritakan tindakan berani yang dilakukan oleh bidadari, seperti misalnya Tilottama, yang menyelamatkan dunia dari keganasan dua raksasa bersaudara, Sunda dan Upasunda. Selain itu ada kisah Urwasi, yang mencoba merayu Arjuna.
Kisah maupun tema yang sering muncul dalam Mahabharata adalah tentang seorang bidadari yang dikirim untuk merayu seorang pertapa atau rohaniwan dari pertapaannya yang khusuk. Sebuah kisah yang mengandung tema seperti ini, dinarasikan oleh seorang wanita bernamaSakuntala untuk menceritakan asal-usulnya.

[sunting]Natyasastra

Natyasastra, kitab untuk mempelajari drama dalam bahasa Sanskerta, memiliki daftar bidadari: Manjukesi, Sukesi, Misrakesi, Sulocana, Sodamini, Dewadatta, Dewasena, Manorama, Sudati, Sundari, Wigagda, Wiwida, Budha, Sumala, Santati, Sunanda, Sumuki, Magadi, Arjuni, Sarala, Kerala, Dreti, Nanda, Supuskala, Supuspamala dan Kalaba.

[sunting]Bidadari dalam seni rupa dan pertunjukan

Tari Legong dari Bali, menampilkan wanita yang berperan sebagai bidadari.

[sunting]Bidadari dalam budaya Indonesia

Gambar bidadari ditemukan dalam beberapa kuil/candi dari zaman Jawa Kuno, sekitar masawangsa Sailendra sampai kerajaan Majapahit. Biasanya gambar mereka tidak ditemukan sebagai motif penghias, namun sebagai ilustrasi sebuah cerita dalam wujud relief, contohnya di Borobudur, Mendut, Prambanan, Plaosan, dan Penataran. Di Borobudur, bidadari digambarkan sebagai wanita kahyangan yang cantik, dan digambarkan dalam posisi berdiri maupun terbang, biasanya memegang teratai yang mekar, menaburkan kelopak bunga, atau menenun pakaian kahyangan yang mampu membuat mereka terbang. Candi Mendut di dekat Borobudur menggambarkan sekelompok dewata, makhluk surgawi yang beterbangan di kahyangan, termasuk bidadari.
Secara tradisional, bidadari digambarkan sebagai wanita kahyangan yang menghuni surgaDewa Indra (Jawa: Kaéndran). Mereka dikenal sebagai pelaksana tugas istimewa, yaitu dikirim ke bumi oleh Indra untuk merayu, menggoda dan menguji keimanan para pertapa yang mungkin berkat tapa, mereka dapat memperoleh kekuatan melebihi para dewa. Tema ini sering muncul dalam tradisi Jawa, misalnya Kakawin Arjunawiwaha, ditulis oleh Mpu Kanwa pada tahun 1030, selama masa pemerintahan RajaAirlangga. Kisah itu bercerita tentang Arjuna, yang sedang berusaha mengalahkan raksasa Niwatakawaca, mencoba bertapa dan bermeditasi. Maka dari itu, Indra mengirim beberapa apsara untuk mengujinya. Bagaimanapun juga, Arjuna dapat mengendalikan nafsunya dan kemudian memperoleh senjata sakti dari para dewa untuk mengalahkan sang raksasa.
Relief bidadari, atau wanita surgawi, di Candi Borobudur, Jawa Tengah,Indonesia.
Tradisi Hindu-Buddha di Jawa juga mempengaruhi Bali. Dalam tarian Bali, tema tentang wanita kahyangan sering muncul. Tarian seperti misalnya Sang Hyang Dedari dan Legong menggambarkan wanita kahyangan menurut cara mereka. Di keraton Kesultanan Mataram, tradisi menampilkan penari kahyangan dalam tarian masih tetap ada dan tetap bagus. Tarian Bedhaya di keraton-keraton Jawa menampilkan bidadari.

[sunting]Bidadari dalam kesenian dan arsitektur Kamboja

Bidadari merupakan motif yang utama pada relief di kuil-kuil Angkor di Kamboja. Lukisan di kuil seringkali dibedakan menjadi dua macam penghuni kahyangan: Gambaran sosok makhluk yang menari atau dalam posisi tari, disebut "bidadari"; dan penggambaran sosok yang tegak berdiri, menghadap ke depan, dalam sikap selayaknya penjaga kuil, disebut "dewata".
Ukiran bidadari biasanya ditemukan di Angkor Wat, kuil Angkor kuno yang terbesar. Para sarjana telah menghitung ada lebih dari 1.860 ukiran pada monumen abad ke-12 tersebut. Beberapa diukir pada pilar, beberapa pada tembok, kadang terletak di menara. Penelitian yang diumumkan pada tahun 1927 oleh Sappho Marchal telah mencatat perbedaan yang menarik tentang rambut, hiasan kepala, kain, permata dan bunga-bunga hiasan, yang disimpulkan oleh Marchal bahwa itu dibuat sesuai dengan kehidupan masyarakat selama zaman Angkor.

[sunting]Tarian Khmer klasik

Seniman Kamboja mempertunjukkan Tari Khmer Klasik bulan Januari 2007 di Siem Reap.
Tarian Khmer klasik, yaitu seni pertunjukan seperti balet asli dari Kamboja, seringkali disebut "Tarian Bidadari". Konon tarian Khmer kalsik pada zaman sekarang dihubungkan dengan tradisi menari di istana raja-raja Angkor, yang terinspirasi dari mitologi tentang istana para dewa di kahyangan dan penarinya adalah para bidadari.

[sunting]Bidadari dalam kesenian Champa

Bidadari juga merupakan motif yang penting dalam kesenian Champa, tetangga Angkorpada zaman pertengahan, terletak di sebelah timur sepanjang pantai yang sekarang dikenal sebagai Vietnam Tengah. Yang istimewa adalah penggambaran bidadari menurutaliran Tra Kieu, aliran seni yang berkembang antara abad ke-10 sampai abad ke-11Masehi.